“Raden Alit”
Cerita Rakyat Sumatra Selatan
Di Negeri
Tanjung Kemuning, Sumatera Selatan, tersebutlah seorang raja bernama Ratu Ageng
yang menikah dengan seorang Dewa Kahyangan. Mereka tinggal di langit dan telah
dikaruniai dua orang putra, yaitu Raden Kuning dan Raden Alit, serta seorang
putri bernama Dayang Bulan. Ketiga anak raja tersebut saling menyayangi satu
sama lain. Raden Kuning dan Raden Alit adalah orang yang sakti mandraguna.Sejak
kecil hingga dewasa, mereka berguru berbagai macam ilmu kesaktian kepada Nenek
Dewi Langit. Setelah hampir dua puluh tahun menjalani kehidupan di Langit, Ratu
Ageng merasa rindu ingin kembali ke Bumi. Oleh karena itu, ia bermaksud
mengajak seluruh keluarganya pindah ke Bumi. “Wahai, permaisuri dan
anak-anakku! Entah kenapa, tiba-tiba Ayah merasa rindu pada tanah kelahiran
Ayah. Ayah ingin sekali kembali ke bumi dan hidup di sana. Apakah kalian merasa
keberatan jika Ayah mengajak kalian turut serta ke Bumi?” tanya Ratu Ageng.
“Tentu tidak, Ayah! Aku akan ikut bersama Ayah ke Bumi. Bukankah kami semua
anak-anak Ayah belum pernah melihat tempat kelahiran Ayah?” kata Raden Alit.
“Benar, Ayah! Kami juga ikut!” sahut Raden Kuning dan Dayang Bulan serentak.
Ratu Ageng tersenyum gembira mendengar jawaban putra-putrinya.Ia sangat memahami
perasaan mereka karena ketiga anaknya tersebut dilahirkan di Langit sehingga
sejak kecil mereka tidak mengetahui tentang kehidupan di bumi. “Baiklah kalau
begitu!Besok pagi-pagi sekali kita berangkat ke Bumi,” ujar Ratu Agung.
Keesokan harinya, berangkatlah Ratu Ageng bersama keluarga serta sejumlah
pengawalnya ke Bumi. Di Bumi, mereka membangun sebuah istana yang tidak begitu
megah sebagai tempat tinggal mereka. Ratu Ageng beserta keluarga dan para
pengikutnya hidup layaknya manusia bumi pada umumnya. Selang beberapa tahun
tinggal di Bumi, malapetaka menimpa keluarga Ratu Ageng.Putrinya Dayang Bulan
meninggal dunia lantaran digigit ular lidi.Kematian putrinya itu membawa duka
yang dalam bagi Ratu Ageng dan permaisurinya.Namun, Raden Kuning dan Raden Alit
tidak dapat menerima kematian saudara perempuan mereka itu.
Mereka yakin
bahwa Dayang Bulan belum saatnya meninggal. Oleh karena itu, keduanya memohon
izin kepada sang ayahanda untuk pergi mencari Dayang Bulan. “Ampun, Ayah! Kami
yakin Dayang Bulan belum meninggal, Ayah! Izinkanlah Ananda dan Raden Kuning
untuk pergi mencarinya!” pinta Raden Alit. “Wahai, Anakku! Bukankah kalian
menyaksikan sendiri bahwa Dayang Bulan telah meninggal dan dimakamkan di kebun
bunga?” ujar Ratu Ageng. “Benar, Ayah! Tapi kami yakin bahwa yang dimakankan
pada saat itu hanya bayangannya saja.Wujud aslinya telah diculik oleh seseorang
yang sakti mandraguna,” sahut Raden Kuning. Pada mulanya, Ratu Ageng tidak
begitu yakin dengan apa yang dikatakan oleh kedua putranya itu. Namun, karena
Raden Kuning dan Raden Alit terus mendesaknya, akhirnya Ratu Ageng mengizinkan
mereka untuk mencari Dayang Bulan. Setelah berpamitan kepada kedua orangtuanya,
berangkatlah Raden Kuning dan Raden Alit mencari Dayang Bulan.Mereka berjalan
selama berbulan-bulan tanpa tentu arah.Begitu mereka tiba di sebuah pantai,
terlihatlah sebuah rejung, yaitu kapal besar dan megah, yang sedang
berlabuh.Seketika itu pula mereka langsung melompat ke atas rejung itu karena
mengira Dayang Bulan berada di dalamnya.Namun, setelah memeriksa seluruh
ruangan di kapal itu mereka hanya menemukan dua orang laki-laki sedang tidur di
dalam sebuah kamar.Raden Kuning pun membangunkan kedua orang itu seraya
bertanya kepada mereka. “Wahai sahabat, siapakah kalian ini!Mengapa rejung
kalian berhenti di pantai ini?” “Maaf, sahabat!Kami tertidur karena kelelahan
setelah cukup lama dalam perjalanan mencari saudara perempuan kami yang bernama
Dayang Ayu,” jawab salah seorang pemilik kapal yang bernama si Ulung Tanggal.
“Kalau kami boleh tahu, bagaimana saudara perempuan kalian bisa hilang?” tanya
Raden Alit. “Begini, sahabat,” sahut adik si pemilik kapal yang bernama
Serincung Dabung.“Saudara perempuan kami telah meninggal karena digigit ular
lidi.Namun, kami yakin bahwa dia sebenarnya tidak meninggal.Ia diculik oleh
putra raja Negeri Salek Alam yang bernama Malim Putih.” “Hai, sahabat!
Bagaimana kamu bisa tahu kalau putra raja itu yang menculik saudara perempuan
kalian?” tanya Raden Kuning penasaran. Rupanya, Serincung Dabung adalah seorang
ahli nujum. Raden Kuning dan Raden Alit pun meminta bantuan kepadanya untuk
mencari tahu keberadaan Dayang Bulan. Setelah Serincung Dabung melakukan nujum,
akhirnya diketahui bahwa Dayang Bulan juga diculik oleh putra raja Negeri Salek
Alam yang bernama Malim Hitam.
Keempat orang
tersebut ternyata memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari saudara perempuan
mereka yang diculik oleh kedua putra Raja Negeri Salek Alam. Namun, karena
Serincung Dabung tidak dapat menerawang letak Negeri Salek, akhirnya mereka pun
berpencar.Si Ulung Tunggul berjalan di atas Kahyangan, Raden Kuning terbang di
angkasa bagai burung, dan Serincung Dabung berjalan di dalam air. Sementara
itu, Raden Alit berjalan di daratan dengan menyusuri hutan belantara serta
menaiki dan menuruni bukit.Dalam perjalanannya, Raden Alit bertemu dengan
seorang nenek yang berpakaian sangat rapi. “Nenek hendak pergi ke mana?” tanya
Raden Alit. “Ke pesta pernikahan, Cucuku!” jawab nenek itu. “Siapa yang akan
menikah, Nek?” tanya Raden Alit ingin tahu. “Putra Raja Negeri Salek Alam,
Malim Hitam dan Malim Putih,” jawab nenek itu. “Maaf, Nek! Kalau boleh saya
tahu, mereka menikah dengan siapa?” tanya Raden Alit penasaran. “Malim Hitam
akan menikah dengan Dayang Bulan, sedangkan Malim Putih akan menikah dengan
Dayang Ayu,” jawab nenek itu. Mendengar jawaban nenek itu, Raden Alit pun
semakin yakin bahwa Dayang Bulan dan Dayung Ayu masih hidup. Maka dengan
kesaktiannya, ia menyamar menjadi budak banden, yaitu merubah bentuk wajahnya.
Setelah itu, berangkatlah ia ke Negeri Salek Alam. Setibanya di negeri itu,
Raden Alit bertemu dengan Raja Jin dan menceritakan maksud kedatangannya ke
negeri itu.Raja Jin itu sangat baik hati dan dan mempunyai seorang putri yang
cantik jelita bernama Salipuk Jantung Pandan.Raden Alit pun langsung jatuh hati
kepadanya pada saat pandangan pertama. Dalam waktu singkat, mereka langsung
menjalin hubungan kasih dan berjanji akan menikah. Dengan hubungan itu, Raden
Alit pun semakin dekat dengan keluarga Raja Jin.Raden Alit kemudian meminta
pertolongan kepada Raja Jin untuk membebaskan Dayang Bulan dan Dayung Ayu.
Dengan kesaktiannya, Raja Jin merubah bentuk Dayang Bulan dan Dayung Ayu
menjadi dua tangkai bunga sebelum mereka naik ke pelaminan.Kemudian, tanpa
sepengetahuan Malim Hitam dan Malim Putih, Raden Alit berhasil menyelinap masuk
ke dalam kamar Dayang Bulan dan Dayung Ayu. Begitu ia masuk ke dalam kamar
tersebut tampaklah dua tangkai bunga yang tergeletak di lantai. Tanpa berpikir
panjang, Raden Alit segera mengambil kedua tangkai bunga yang merupakan
perwujudan Dayang Bulan dan Dayung Ayu tersebut. Namun, begitu Raden Alit
keluar dari kamar, tiba-tiba Malim Hitam dan Malim Putih datang menghadangnya.
“Hai, siapa kamu dan mau dibawa ke mana calon istri kami!” seru Malim Hitam
dengan wajah memerah.
“Serahkan kedua
tangkai bunga itu!Atau kami akan menghajarmu!” tambah Malim Putih dengan
geramnya. “Tidak! Aku tidak akan menyerahkan kedua tangkai bunga ini. Kalian
telah menculik saudara perempuan kami,” bantah Raden Alit. Pertempuran sengit
pun tak terelakkan lagi.Pada mulanya, Raden Alit masih mampu mengimbangimbangi
kesaktian kedua putra Raja Negeri Selak Alam tersebut.Namun, setelah
pertempuran tersebut berlangsung selama berhari-hari, akhirnya Raden Alit
kewalahan dan terlempar ke langit. Untungnya, pintu langit ketika itu terbuka
sehingga ia tidak jatuh terhempas ke bumi. Akhirnya, Raden Alit menemui Nenek
Dewa Langit untuk meminta pertolongan. “Ampun, Nenek Dea! Tolonglah aku agar
bisa mengalahkan kedua musuhku, Malim Hitam dan Malim Putih, yang ada di Bumi!”
pinta Raden Alit. “Wahai, Cucuk Raden Alit! Kedua musuhmu itu tidak dapat
dibunuh.Akan tetapi, kamu bisa melemparkannya ke langit.Setibanya di langit,
aku akan memasukkan mereka ke dalam sangkar besi,” ujar Nenek Dewa Langit.
“Baiklah, Nek! Izinkanlah aku kembali ke Bumi!” pamit Raden Alit. Setibanya
kembali di Bumi, Raden Alit mengeluarkan seluruh kesaktiannya sehingga mampu
melemparkan kedua musuhnya tersebut ke langit.Begitu mereka tiba di langit,
Nenek Dewa segera memasukkannnya ke dalam sangkar besi yang telah disiapkan
sebelumnya sehingga mereka tidak dapat lagi kembali ke bumi.Sementara itu,
Dayang Bulan dan Dayung Ayu kembali berwujud manusia. Tak berapa lama kemudian,
datanglah Raden Kuning, Si Ulung Tanggal, dan Serincung Dabung.Raden Alit
kemudian menceritakan semua yang telah terjadi. “Terima kasih, Sahabat!Engkau
telah menyelamatkan saudara perempuan kami Dayung Ayu,” ucap si Ulung Tanggal
usai mendengar cerita Raden Alit. “Sama-sama, Sahabat!Keberhasilan ini tidak
terlepas dari kerjasama kita dan bantuan Raja Jin,” kata Raden Alit. “Hai,
siapa Raja Jin itu?” tanya Serincung Dabung. “Dia adalah Raja Jin di negeri ini
dan sangat baik hati,” jawab Raden Alit. Akhirnya, Raden Alit dan Si Ulung
Tanggal bersaudara segera menemui Raja Jin untuk menyampaikan ucapan terima
kasih karena telah membantu mereka mengalahkan kedua putra Raja Negeri Selak
Alam. Setelah itu, mereka berpamitan untuk kembali ke negeri masing-masing.
Sementara itu, di istana, Ratu
Ageng dan permaisurinya sudah berbulan-bulan diselimuti perasaan cemas menunggu
kepulangan anak-anak mereka.Namun, begitu melihat Raden Kuning dan Raden Alit kembali
bersama Dayang Bulan, keduanya tidak sanggup menahan rasa haru.
Untuk menyambut
kepulangan ketiga anaknya, Ratu Ageng mengadakan pesta besar-besaran selama
tiga hari tiga malam. Usai pesta, Raden Alit datang menghadap kepada kedua
orangtuanya dan mengatakan bahwa sebenarnya ia telah mengikat janji untuk
menikah dengan putri Raja Jin yang cantik itu. Akhirnya, Ratu Ageng beserta
seluruh keluarganya datang ke tempat Raja Jin untuk mengadakan pesta perkawinan
Raden Alit dengan Salipuk Jantung Pandan.Selanjutnya, Raden Alit dan istrinya
pun hidup bahagia.
Terima kasih sudah membaca.
“TAMAT”
No comments:
Post a Comment