“Asal
Mula Danau Limboto”
Cerita
Rakyat Gorontalo
Dahulu kala
daratan Limboto belum seperti sekarang ini. Tempat ini masih merupakan lautan
yang luas. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah dua buah puncak gunung
yang tinggi yakni puncak Gunung Boliohuto dan Gunung Tilongkabila. Untuk
menunjukkan arah terutama ketika memasuki Gorontalo melalui pelabuhan, kedua
gunung ini dipakai sebagai pedoman untuk mengetahui arah Barat dan Timur yaitu
Boliohuto yang menunjukkan arah Barat dan Tilongkabila menunjukkan arah Timur.
Ketika pada
suatu saat air laut surut menjelmalah tempat tersebut menjadi daratan dan
beberapa selang kemudian terciptalah hutan dan semak belukar. Sedangkan di
tempat yang rendah masih tetap terlihat adanya air laut yang menggenang.
Demikian pula di beberapa tempat tertentu muncul mata air tawar yang juga
sedikit demi sedikit membuat genangan-genangan air tawar. Hampir setiap tempat
di daratan yang terbentuk itu terdapat mata air.
Mata air yang
jernih dan dingin adalah mata air di tengah-tengah daratan yang kurang dijamah
orang karena terletak di tengah-tengah hutan yang lebat. Mata air inilah yang
biasa didatangi oleh gadis kayangan untuk mandi bersibak atau main
sembur-semburan air. Nama mata air ini adalah Tupalo. Pada suatu hari turunlah seorang jejaka dari
kayangan, sangat tampan dan perkasa, masih muda remaja. Nama sang jejaka ini
adalah Jilumoto artinya seseorang yang menjelma datang ke dunia. Ketika
menyaksikan adanya para bidadari yang mandi di Tupalo, ia berhasil
menyembunyikan sayap salah seorang dari antara mereka. Ternyata sayap tersebut
adalah milik bidadari yang tertua di antara mereka bernama Mbu’i Bungale.
Terima kasih sudah membaca.
“TAMAT”
No comments:
Post a Comment