“Baron Sekender”
Cerita
Rakyat Yogyakarta
Dahulu, di
Negeri Spanyol ada seorang nahkoda bernama Nahkoda Karbin yang terkenal kaya
raya dan mempunyai seorang istri yang cantik jelita. Namun sayang, sang istri
belum memberinya keturunan. Oleh karena itu, Nahkoda Karbin memutuskan untuk
menikah lagi dengan wanita lain tanpa menceraikan istri pertamanya. Beberapa
lama kemudian, istri keduanya pun belum juga memberinya anak.Saking besarnya
keinginan untuk memperoleh keturunan, Nahkoda Karbin terus menambah istrinya hingga
menjadi 12 orang, dua di antaranya adalah dayang-dayangnya sendiri.Tapi rupanya
Tuhan belum juga merestuinya untuk memiliki keturunan. Keadaan itu membuat sang
Nahkoda sedih. Pada suatu hari, Nahkoda Karbin terlihat gelisah.
Sebentar-sebentar ia berdiri lalu berjalan mondar-mandir sambil mengelus-elus
jenggotnya. Tiba-tiba, ingatannya tertuju pada seorang pertapa sakti mandraguna
bernama Mahamintuna. “Hmmm… Mahamintuna, Mahamintuna,” Nahkoda Karbin
berulang-ulang menyebut pertapa sakti yang bersemayam di Argapura itu, “Aku
harus menemuinya. Siapa tahu dia bisa membantuku memperoleh keturunan.” Dengan
ditemani oleh beberapa pengawalnya, berangkatlah Nahkoda Karbin ke Argapura
untuk menghadap Mahamintuna. Setibanya di sana, ia langsung menyampaikan maksud
kedatangannya. “Maaf jika kedatangan saya mengganggu Anda, Tuan Mahamintuna.”
kata Nahkoda Kabin.” Kedatangan saya kemari untuk meminta restu Tuan.” “Apa
yang dapat saya bantu, wahai Nahkoda Karbin?” tanya pertapa itu. Nahkoda Karbin
menjelaskan maksud kedatangannya kepada Mahamintuna.Mendengar penjelasan itu,
pertapa itu pun bersedia menolong. “Baiklah, Nahkoda Karbin. Aku bersedia
membantumu, tapi kamu harus memenuhi satu syarat,” kata Mahamintuna. “Apakah
syarat itu, Tuan?” tanya Nahkoda Karbin dengan tidak sabar. “Kamu harus
menyerahkan satu anakmu kepadaku jika kelak kamu telah memperoleh keturunan,”
jawab Mahamintuna.
‘Baik, Tuan.
Saya menyanggupi persyaratan itu,” kata Nahkoda Karbin. Mahamintuna kemudian
memberikan dua buah mangga kepada Nahkoda Karbin. “Bawalah pulang kedua mangga
ini untuk dimakan oleh istri-istrimu. Setelah memakan mangga itu, niscaya
mereka akan melahirkan anak,” ujar sang Pertapa. Benar kata pertapa sakti
itu.Setelah memakan mangga tersebut, dari 12 istri Nahkoda Karbin, 11 di antaranya
telah melahirkan anak. Salah seorang istrinya melahirkan putra kembar yang
diberi nama Baron Sekender dan Baron Sukmul.
Dua
dayangnya Kiti dan Kili yang ikut memakan isi buah mangga itu masing-masing
melahirkan seorang anak dan diberi nama Sekeber dan Suhul. Adapun nama-nama
putra Nahkoda Karbin dari istri-istrinya yang lain yaitu Baron Sepilmas, Baron
Lastedeng, Baron Ardiyas, Baron Senemut, Baron Driansah, Baron Artete, Baron
Kasamral, Baron Kaserah, dan Baron Semit. Selang beberapa tahun kemudian,
Mahamintuna pun datang untuk menagih janji kepada Nahkoda Karbin.Sang Nahkoda
pun memberikan putranya Baron Sekender kepada pertapa itu.Baron Sekender
berangkat ke Argapura keesokan harinya dengan mengajak saudara tirinya,
Sekeber. Setiba di Argapura, Baron Sekender melihat seorang tawanan lelaki tua
di rumah Mahamintuna yang bernama Begawan Tuna. Tawanan itu dijaga oleh puluhan
anak buah Mahamintuna. Dari situlah Baron Sekender dan Sekeber mengetahui bahwa
Mahamintuna adalah seorang pertapa yang kejam dan suka memakan daging manusia.
Menyadari hal itu, ia dan saudara tirinya bertekad untuk menumpas gerombolan
manusia kanibal itu. Akhirnya, dua bersaudara itu berhasil membinasakan
Mahamintuna beserta seluruh anak buahnya. Sejak itulah, Baron Sekender menjadi
terkenal dan disegani oleh semua yang pernah dicelakai Mahamintuna.Mereka pun
tunduk dan patuh kepada Baron Sekender.Bahkan, ada yang rela menjadi abdi putra
Nahkoda Karbin itu.Tiga di antaranya adalah seekor garuda sakti, kuda bersayap
bernama Wanengpati, dan naga sakti Baruklinting.Bersama ketiga abdinya
tersebut, Baron Sekender kian terkenal hingga ke penjuru negeri. Bahkan, putri
Raja Spanyol yang bernama Lorena pun jatuh cinta kepadanya yang kemudian
menjadi istri Baron Sekender. Sejak menikah dengan Putri Lorena, Baron Sekender
bersama saudara tirinya Sekeber tinggal di istana Kerajaan Spanyol.Ia kemudian
diangkat oleh Raja Spanyol menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan kerajaan
dengan dibantu oleh Sekeber. Suatu hari, ia ditugaskan untuk membinasakan Ratu
Sinipraba dari Kerajaan Leburgangsa di Pulau Nussatembini. “Hai, Baron
Sekender. Aku menugaskanmu untuk menghentikan Ratu Sinipraba yang suka
mengganggu ketentraman negeri ini!” perintah Raja Spanyol, “Tapi, ingat!Kamu
harus berhati-hati menghadapinya karena dia adalah adik Mahamintuna.Dia
memiliki kesaktian yang tinggi seperti kakaknya.” “Baik, Baginda,” kata Baron
Sekender sambil memberi hormat.
Usai
berpamitan kepada istrinya, Baron Sekender pun berangkat ke Pulau Nussatembini
bersama ketiga abdinya dengan menunggang Kuda Wanengpati.Alhasil, Baron
Sekender berhasil mengalahkan Ratu Sinipraba.Namun, wanita raksasa itu berhasil
melarikan diri. Di tempat pelariannya, Ratu Sinipraba sedang menyusun siasat
untuk mengelabui Raja Spanyol. Dengan kesaktian yang dimilikinya, ia berganti
rupa menjadi wanita cantik dan menamakan dirinya Gayatri. “Raja Spanyol itu
pasti akan terpikat melihat kecantikanku!” gumam Ratu Sinipraba, ”Setelah itu,
aku akan memperdayainya.” Ratu Sinipraba yang telah berganti rupa menjadi
Gayatri itu segera ke istana. Dengan bujuk rayunya, ia berhasil memikat hati
Raja Spanyol. Ia pun akhirnya menjadi permaisuri kedua penguasa Negeri Spanyol
itu. Setelah itu, Gayatri terus melancarkan tipu muslihatnya dengan membujuk
Raja Spanyol untuk menghabisi nyawa Baron Sekender.Namun, taktik licik tersebut
berhasil dipatahkan oleh Baron Sekender berkat bantuan Begawan Tuna yang pernah
ditolongnya dulu.Akhirnya, penyamaran Gayatri terbongkar. Wajahnya yang tadinya
cantik nan mempesona tiba-tiba berubah menjadi Sinipraba, wanita raksasa yang
menakutkan. “Hai, Baron Sekender! Kali ini kamu tidak akan bisa mengalahkanku!”
kata Sinipraba. Baron Sekender langung menyerang dengan jurus-jurus saktinya.
Tampaknya, ia kewalahan menghadapi Sinipraba seorang diri. Sekeber pun segera
membantu.Namun, baru beberapa saat pertarungan sengit itu berlangsung,
tiba-tiba wanita raksasa itu terbang ke angkasa.Melihat hal itu, Baron Sekender
segera menaiki kuda semberani Wanengpati untuk mengejarnya.Sekeber pun segera
menyusul dengan menunggangi Garuda Sakti.Alhasil, kedua orang bersaudara itu
berhasil mengejar Sinipraba.Pertarungan sengit pun terjadi di atas awan. Dalam
pertarungan tersebut, Baron Sekender dan Sekeber hampir saja dikalahkan.Untung
saja Baron Sukmul dan Suhul tiba-tiba datang membantu.Akhirnya, Sinipraba
berhasil mereka binasakan.Setelah itu, mereka kembali ke istana Kerajaan
Spanyol untuk menyampaikan kabar gembira tersebut kepada Raja Spanyol.Sang Raja
pun menyambutnya dengan perasaan suka cita. “Dengan tewasnya Sinipraba, negeri
ini kembali aman dan tentram. Hal ini terjadi berkat bantuan kalian semua,”
kata sang Raja kepada Baron Sekender dan saudara-saudaranya. Setelah itu, Raja
Spanyol mengangkat Baron Sekender menjadi raja, namun ia menolak. Tahta
kerajaan itu ia serahkan kepada adiknya Baron Sukmul yang dibantu oleh Suhul.
Baron Sekender bersama istri dan Sekeber lebih memilih berpetualang
mengelilingi dunia.Baron Sekeber dan Lorena menunggangi Wanengpati sedangkan
Sekeber menaiki Garuda Sakti. Suatu
waktu, petualangan mereka tiba di atas pulau yang hijau dan indah.Pulau itu
ternyata Jawa.Karena terpesona melihat kehindahan pulau itu, Baron Sekender
segera memerintahkan abdinya agar terbang lebih rendah.Kedua abdinya itu segera
meluncur ke bawah dan kemudian terbang
mengelilingi
pulau itu.Saat mereka berada di atas Kerajaan Mataram, tubuh mereka seolah-olah
tersedot bumi hingga akhirnya terjatuh. Putri Lorena pun tewas dalam peristiwa
tersebut. Sementara itu, Sekeber berubah wujud menjadi kerbau dan Wanengpati
berubah menjadi sapi perah.Sedangkan Garuda Sakti selamat dan kembali ke
Spanyol.Lalu, bagaimana pula nasib Baron Sekender? Ternyata, Baron Sekender
masih hidup.Ia diselamatkan oleh Raja Mataram Panembahan Senapati dan kemudian
diangkat menjadi juru taman di Keraton Mataram. Ia ditemukan dalam keadaan
kulit yang telah berubah menjadi belang-belang kehitaman, matanya menjadi biru,
serta janggut dan kumisnya menjadi putih seperti rami, sejenis tanaman samak.
Selain itu, Baron Sekender jadi hilang ingatan, ia lupa siapa dirinya dan semua
kehidupan masa lalunya. Ia hanya mengetahui bahwa perjalanan hidup itu sangat
sulit dimengerti.
Terima kasih sudah membaca.
“TAMAT”
No comments:
Post a Comment